Evaluasi Kurikulum TBI FTIK UIN KHAS Jember Melibatkan Stakeholder dan Alumni
Program Studi Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (TBI FTIK UIN KHAS) Jember menggelar workshop Pendampingan Pengembangan Visi Keilmuan, Tujuan dan Evaluasi Kurikulum pada senin, 17 Oktober 2022. Bertempat di ruang rapat FTIK lantai II, diikuti oleh semua dosen TBI, gugus penjamin mutu fakultas, serta melibatkan sejumlah stakeholder dan alumni.
Dekan FTIK UIN KHAS Jember, Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I, dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop evaluasi kurikulum ini dipandang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan dan mengingat sejumlah program studi di lingkungan FTIK akan mengajukan reakreditasi. Gagasan senada juga disampaikan oleh koordinator program studi TBI, Ashari, M.Pd.i dan menambahkan bahwa hasil evaluasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kurikulum program studi pada tahun berikutnya serta berharap TBI memiliki lulusan yang mampu menerapkan ilmunya secara inovatif dan memiliki dedikasi untuk kemanusiaan,
Workshop yang menghadirkan narasumber Prof. Dra. Hj. Utami Widiati, MA., Ph.D. ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan penerapan kurikulum dalam memberikan acuan proses pembelajaran di program studi ini untuk menghantarkan lulusan sesuai dengan kriteria yang telah direncanakan, disamping untuk menyeleraskan visi-misi program studi dengan visi misi fakultas dan universitas.
Pada bagian awal materi workshop, pemateri yang akrab disapa Prof. Utami memaparkan sejumlah pasal yang diambil Permendikbud No. 03 tahun 2020 tentang standar nasional pendidikan tinggi salah satu kebijakan terkait merdeka belajar kampus merdeka (MBKM). Adapun sejumlah pasal yang dipaparkan dan diklarifikasi secara komprehensif diantaranya pasal, 14, 15 dan 17.
Prof. Utami yang juga dekan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dan Presiden TEFLIN secara tidak langsung juga mengingatkan para peserta workshop bahwa berkaitan dengan kemampuan mahasiswa kita bahwa “Nasib baik tidak selalu bergantung pada kemampuan inteligen, melainkan banyak faktor lain yang turut berperan menjadi penentu, diantaranya work hard dan pray hard but not play hard”, oleh karenanya dosen perlu memahami betul pelbagai potensi yang dimiliki mahasiswa, baik afeksi, kognisi maupun psikomotornya. Ketiga kemampuan tersebut harus difasilitasi secara signifikan oleh dosen dan kampus pada setiap proses pembelajaran, baik yang diselenggarakan di dalam maupun luar kampus, mengingat mahasiswa diperkenankan belajar di luar kampus dan dikonversi sebagai bagian dari proses belajar secara merdeka, MBKM. (AL)